Pelaksanaan Asesmen Risiko Residivis Indonesia (RRI) dan Kebutuhan Kriminogenik Sebagai Penentuan Program Pembinaan Narapidana di Lapas Kelas III Namlea
DOI:
https://doi.org/10.70610/tls.v2i4.781Abstract
Pemsayarakatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem peradilan pidana yang terintegrasi dan diorganisir oleh pemerintah sebagai bagian dari proses penegakan hukum untuk memberikan pelayanan serta pembinaan dan bimbingan dalam rangka reintegrasi sosial, dengan alasan ini, sangat penting bahwa program pembinaan dan pembimbingan bagi narapidana dan tahanan harus dilaksanakan secara tepat dan efektif. Program- program ini harus didasarkan pada kebutuhan kriminogenik narapidana dan tingkat risiko pengulangan tindak pidana. Tujuannya studi guna memahami Penilaiannya RRI serta Kebutuhannya Kriminogenik dipakai dalam penentapan program pembinaannya narapidana di Lapas Kelas III Namlea. Studi ini merupakan bagian dari studi hukum empiris. Sumber data studi ini ialah sumber primer yang diperkuat dengan sumber sekunder. Metodologi penghimpunan datanya, yakni data primer yang dihimpun lewat observasi serta wawancara lalu data sekunder yang dihimpun lewat studi kepustakaan. Data yang didapat dianalisa dengan memakai model analisis interaktif dan pendekatan analisis data kualitatif. Simpulam studi yakni Pertama, Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Namlea dapat memberikan arahan dengan menerapkan Asesmen Risiko serta Asesmen Kebutuhan Narapidana yang bisa membantuu dalam memenuhi haknya narapidana. Kedua, terdapat hambatan dalam pelaksanaan pemenuhan hak-hak narapidana melalui penggunaan Asesmen Risiko dan Asesmen Kebutuhan. Hambatan tersebut antara lain rangkap jabatan asesor yang menyebabkan pelaksanaan asesmen menjadi kurang optimal.
Downloads
Published
Issue
Section
License
License: CC BY-SA 4.0 (Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License)